Monday, 3 September 2018

Pengertian Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian

Intensifikasi atau Ekstensifikasi pertanian mungkin sangat asing di telinga anda semua terlebih di karenakan sangat jarangnya dua kata itu di sebutkan dalam dunia pertanian, namun meskipun kedua istilah tersebut jarang di dengung-dengungkan dan hanya muncul di acara berita saja tetapi terdapat pengertian yang sangat mendalam pada kedua kata tersebut. dalam bidang pertanian kita pastinya tidak lepas dari sebuah bidang lahan dan Intensifikasi, Ekstensifikasi berkaitan erat dengan pengolahan lahan pertanian. terlebih lagi bagi negara indonesia dengan sebutan negara agraris yaitu bidang pertanian yang unggul sangat perlu di lakukan kedua hal tersebut, maka apabila anda sering melihat berita pentang pertanian di internet atau TV maka Intensifikasi dan Ekstensifikasi sudah sangat sering menjadi program pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian yang lebih baik

Untuk meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat menghasilkan produk panen yang melimpah, unggul, berkualitas tinggi, maka pemerintah dan banyak para petani di Indonesia mencari terobosan terbaru untuk memperoleh hasil panen yang optimal yakni dengan membuat sistem pertanian melalui teknik intensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian, maupun ekstensifikasi pertanian.

Intensifikasi dan Ekstensifikasi pada umumnya adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan suatu usaha pertanian dengan pengoptimalan budidaya tanaman di lahan baik itu dalam segi bibit unggul, panca usaha tani dan sebagainya lalu memperluas lahan pertanian agar dapat memberikan hasil yang lebih banyak. itu hanya sekilas dari pengertian kedua istilah dalam dunia pertanian tersebut, untuk mengetahui pengertian selengkapnya silahkan anda simak selengkapnya berikut ini.
Pengertian Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian

Pengertian Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Pengertian Intensifikasi


Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana dengan tujuan meningkatkan hasil atau produk-produk pertanian. Dalam melakukan intensifikasi pertanian, terdapat cara-cara yang penting yang perlu saudara ketahui dalam melakukannya. Cara ini disebut dengan Panca Usaha Tani. jadi pada intinya intensifikasi pertanian adalah usaha-usaha meningkatkan produk atau hasil pertanian melalui panca usaha pertanian.

Intensifikasi pertanian di harapkan untuk mampu menghasilkan produk pertanian yang tahan penyakit ( Melalui Bibit Tanaman Hibrida), menghasilkan buah, sayur dan makanan pokok yang berkualitas tinggi dan unggul. 

dalam pelaksanaan Intensifikasi Pertanian para petani selalu memperhatikan berbagai masalah seperti pada berikut yang di kemas menjadi sebutan Panca Usaha Tani atau di sebut Lima Usaha Tani, yaitu :
  1. Pengolahan tanah yang baik
  2. Pengairan/irigasi yang teratur
  3. Pemilihan bibit unggul
  4. Pemupukan
  5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha Tani: dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran. pengairan yang teratur dan menyemprot hama

Berikut ini panca usaha tani yang dapat dilakukan diantaranya:

1. Pemilihan dan Penggunaan Bibit Unggul

Sebelum memanfaatkan lahan pertanian secara baik, maka para petani sebaiknya menggunakan bibit unggul baik yang dihasilkan dari hasil panen bibit sebelumnya atau ketika dibeli di pasaran. Bibit unggul menjadi kunci penting untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas, tanaman subur, sehat, tinggi, berbuah bagus, akarnya kokoh, serta tahan terhadap berbagai macam serangan hama dan penyakit. Bibit unggul yakni jenis bibit yang disiapkan dan memiliki keunggulan dibandingkan varietas lainnya seperti bibit yang tahan terhadap penyakit dan jamur, bibit yang memiliki produktivitas tinggi, daya vigor tinggi, peka terhadap rangsangan pupuk, fase juvenile yang singkat, serta mempunyai keberanekaragaman bentuk, ukuran, dan warna. Contoh bibit unggul seperti pada padi IR 64, PB 4, pada bibit padi rajalele, dan jagung tongkol (untuk produksi bahan makanan pokok).

2. Pengelolaan Lahan dan Tanah Pertanian Secara Tepat dan Terencana

Setelah memperoleh bibit unggul, langkah selanjutnya yakni mengelola tanah untuk dipakai dalam penyemaian bibit dan media tumbuh kembang bibit hingga proses pemanenan. Untuk mengelola lahan pertanian dapat ditempuh melalui cara modern dan konvensional (tradisional/manual). Cara modern dapat ditempuh dengan menggunakan cara mekanik yakni menggunakan traktor yang sudah modern, sedangkan cara manual/konvensional dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti cangkul. Metode tradisonal menggunakan cangkul memiliki kelemahan yakni sangat tidak efisien dan membutuhkan waktu cukup lama untuk menggarap lahan pertanian.

3. Pengaturan Irigasi atau Saluran Air

Pengaturan pasokan air yang dialirkan ke lahan-lahan pertanian sangat penting untuk membuat struktur dan komponen tanah menjadi lembab dan berair sehingga akan memberikan nutrisi dan menjaga tanaman agar tetap sehat, tidak layu, dan kelangsungan hidupnya terjaga dengan baik. Sebaiknya gunakan air secukupnya dan berdasarkan kebutuhan untuk dialiri di lahan pertanian. Umumnya pemberian air tidak boleh melebih titik layu lahan. Dan pasokan air yang cukup di atas lahan sangat penting untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta meningkatkan produktivitas panen nantinya.

4. Pemberian Pupuk Pada Dosis Yang Tepat

Tanpa pemberian pupuk buatan, sebenarnya tanah sendiri sudah memiliki unsur hara esensial bagi tanaman. Pemberian pupuk tambahan dilakukan dengan melihat usia tanaman serta menempatkan pupuk pada jarak tertentu. Terkadang para petani jika memberikan pupuk terlalu dekat dengan akar tanaman, maka tak menutup kemungkinan tanaman tersebut akan layu dan berujung pada kematian tanaman, oleh karena itu memberi jarak yang cukup saat pemupukan tanaman sangat penting. Pemberian pupuk pada tanaman dapat dengan menggunakan pupuk dari kotoran hewan ternak, seperti pupuk kandang yang memiliki komposisi dari feses kambing,ayam,unta,sapi dan lainnya. Pupuk kompos dan NPK buatan yang berasal dari sisa-sisa dedaunan juga penting sebagai tambahan nutrisi bagi tumbuhan. Pemberian pupuk perlu melihat usia tanaman yang akan diberi pupuk, dosis, serta cara dan jenis pupuk yang hendak ditambahkan pada tumbuhan. Sehingga jika pemberian pupuk tidak tepat akan berefek pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

5. Pemberantasan Organisme Penggangu Tanaman

Pemberantasan organisme pengganggu tanaman bertujuan sebagai pemeliharaan tanaman. Sebab, masalah yang umum dihadapi oleh para petani yakni hama dan penyakit pada tanaman. Hama tanaman yang sangat mengganggu terutama ulat dan wereng yang merusak struktur daun, serta gulma yang menggangu pada taanaman untuk tumbuh dan berkembang. Terkadang penggunaan pestisida kimia tidak semata-mata untuk memberantas hama, dapat juga menggunakan pestisida alami, misalnya dengan menggunakan predator alami (misalnya: Ular untuk memutus mata rantai perkembangan tikus di sawah agar produktivitas panen padi meningkat), sehingga keseimbangan eksositem terus terjaga dengan baik.

Baca selengkapnya di : https://guruilmuan.blogspot.com/2015/06/penjelasan-tentang-intensifikasiekstens.html
Program Intensifikasi pertanian di Indonesia dilatarbelakangi oleh keinginan pemerintah dan rakyat untuk memperoleh hasil panen yang layak, cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, serta mampu untuk program intensifikasi pertanian diharapkan mampu untuk mengurangi dan mengendalikan hama tanaman yang sangat merugikan bagi petani, terutama hama jenis wereng, kutu busuk, kutu buah, ulat daun, serta tikus yang merupakan hewan pengerat dan sering menurunkan produksi tanaman padi. untuk mewujudkan Intensifikasi yang di sebutkan tadi maka di bentuklah Panca Usaha Tani atau sekarang di sebut Sapta Usaha Tani.
Tambahan Sapta Usaha Tani

  • Meningkatkan kualitas kerja atau SDM
Meningkatkan kualitas kerja para petani dapat dilakukan denga memberikan beberapa pelatihan. Yang pastinya pelatihan tersebut harus praktik dilapangan yang bersifat continue dan berkala. Materi yang dapat disampaikan dalam pelatihan misalnya dalam proses penyemaian benih, teknik memanen tanaman yang baik, cara memupuk yang sesuai, dan lain sebagainya. Selain itu hal yang paling penting adalah adanya kerjasama antar petani dalam bertukar informasi dan pengetahuan untuk menciptakan petani yang unggul dan berkualitas.

  • Memperbaiki cara produksi
Salah satu contoh yang dapat dilakukan dalam meningkatkan hasil pertanian adalah memperbaiki cara produksi. Bisa saja cara yang selama ini digunakan masih kurang benar, sehingga hasil produksi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karenanya, para petani dan pemerintah harus memiliki komunikasi yang baik sehingga petani mendapatkan informasi dan pengetahuan yang belum didapatnya. Dan pemerintah dapat mendengar masalah-masalah yang dihadapi para petani sehingga dapat memberikan problem solving para petani.

  • Menggunakan peralatan yang lebih mumpuni
Dunia teknologi yang semakin berkembang telah masuk dalam berbagai sektor yang ada di dunia ini. Tidak dipungkiri pertanian juga salah satu yang terkena imbas dari kemajuan teknologi. Sektor pertanian harus mampu mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Alat-alat pertanian modern sudah banyak dipasarkan saat ini. Alat tersebut memiliki tujuan agar menghemat waktu dan tenaga para petani dalam melakukan proses pertanian.

Pengertian Ekstensifikasi

Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru atau daerah yang sebelumnya belum pernah di manfaatkan oleh manusia ,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfaatkan. Ekstensifikasi pertanian bertujuan untuk mengatasi masalah kurangnya lahan produktif pertanian, perluasan lahan dilakukan dengan mencari lahan-lahan baru yang bisa ditanami tanaman dan menghasilkan nilai tambah dari hasil panen untuk memenuhi kehidupan masyarakat. kata kunci dari Ekstensifikasi pertanian ini adalah nilai tambah dari lahan yang belum di manfaatkan.

Ekstensifikasi pertanian dapat dilakukan oleh petani itu sendiri atau melalui perantara pemerintah sebagai pusat penyelenggara. Namun, biasanya ekstensifikasi pertanian ini dilakukan sendiri (oleh petani), berkesimabungan, dan adanya pengawasan dari pemerintah setempat. Berikut ini macam-macam dari ekstensifikasi pertanian yang masih terus diterapkan pada pertanian Indonesia.
1. Perluasan Lahan Pertanian dengan Pembukaan Hutan Baru

Sistem nomaden (berpindah-pindah) lahan pertanian sudah sering dilihat pada para petani Indonesia. Sistem pertanian nomaden sudah dilakukan oleh petani Indonesia sejak dulu. Cara pertanian nomaden dilakukan secara serentak terhadap lahan tertentu, atau sendiri-sendiri yakni dengan cara membakar tumbuhan di sekitar lahan, kemudian tanahnya digarap dan atau dicangkul kemudian ditanami berbagai jenis sayur mayur, tanaman buah, tanaman obat dan jenis lainnya. Keuntungan dari pembukaan lahan hutan untuk lahan pertanian yakni tingkat kesuburan lahan masih tinggi akibat banyaknya dedaunan yang menyusun komposisi tanah di dalamnya.

2. Perluasan Lahan Pertanian dengan Pembukaan Lahan Kering
Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering dapat dilakukan dengan penangan khusus. Lahan kering maksudnya yaitu lahan atau tanahnya kering, tandus, atau tanahnya kurang subur akibat sedikitnya kandung unsur hara. Dalam pemanfaatannya, lahan kering dapat dimanfaatkan dengan penambahan jenis tanaman yang dapat meningkatkan kesuburan tanah di lokasi itu yakni dengan menanam berbagai tumbuhan seperti kacang-kacangan, pohon lamtoro, dan dapat menambah nutrisi dalam tanah berupa tambahan air, pupuk.

3. Perluasan Lahan Pertanian dengan Pembukaan Lahan Gambut pada Tanah Rawa

Lahan gambut umumnya tersebar di wilayah atau daerah rawa-rawa. Di tanah gambut, sangat potensial jika ditanami jenis tumbuhan tertentu sehingga dapat meningkatkan produksi panen. Di tanah gambut beberapa jenis tanaman yang dapat ditanam yakni kangkung, genjer, tanaman pakis, dan padi. Di Indonesia yang memiliki lahan gambut/berawa banyak terdapat di Kalimantan dan Sumatera.

Dampak Positif dan negatif Ekstensifikasi :
Adanya ekstensifikasi pertanian tentunya memberikan dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak postifinya yakni lahan yang kering,gersang,tandus dapat dioptimalkan kembali fungsinya sehingga dapat ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat meningatkan produktivitas panen untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Sementara itu untuk dampak negatif diantaranya; (1). Terjadinya kerusakan ekosistem pada lahan-lahan tertentu. Dapat kita lihat misalnya pada lahan hutan yang sebenarnya hutan itu sendiri memiliki banyak flora dan fauna yang ada di dalamnya. Jika hutan dihabisi, pohon-pohonnya ditebang atau dibakar, maka kemungkinan besar hewan-hewan yang tinggal di ranting-ranting pohon dan sekitaran hutan tersebut akan kehilangan habitat asli mereka, sehingga kepunahan jenis di hutan tersebut kemungkinan besar akan terjadi. (2). Berkurangnya habitat alami hewan di alam. Hal ini dapat kita lihat pada saat penebangan pohon, pembakaran hutan, dan pembangunan gedung-gedung, sehingga hewan-hewan asli penghuni habitat di wilayah tersebut akan kehilangan tempat tinggal, serta aktivitas kesehariannya pun mulai terganggu dan rusak. (3) Terjadinya pemanasan global (Global Warming) karena aktivitas pembakaran dan penyempitan hutan dan pepohonan yang semakin sulit ditemui.

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian yang harus di ketahui. sebagai masyarakat indonesia yang bergantung pada hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan makan kita seharusnya membantu membangun pertanian indonesia menjadi lebih baik dengan berbagai cara, salah satu caranya adalah dengan menerapkan dua sistem tersebut. semoga dapat menambah ilmu yang pengetahuan anda dalam bidang pertanian.

Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar: