Pengertian sabar
Pengertian sabar menurut bahasa adalah Menahan diri.
Karena sesungguhnya sebuah nikmat itu bisa jadi musibah, seperti pada kutipan bahwa : Setiap nikmat yang tidak mendekatkan diri kepada Allah, maka nikmat itu hakikatnya adalah musibah ... (Abu Hazim, Hilyatul Auliya')
Maka, berhati-hatilah ketika kita diberi aneka kesenangan dan kemudahan dalam banyak hal, akan tetapi ketaatan kita tidak bertambah, justru semakin berkurang, atau semakin akrab dengan kemaksiatan (dosa) atau bahkan menjalankan keduanya.. ibadah jalan maksiat juga jalan. maka kita tidak ada bedanya dengan orang Kafir yang di beri Rizki namun dengannya tidak mendekatkan diri sedikitpun kepada Allah SWT.
.
Boleh jadi, itu adalah sebentuk istidraj (mengulur-ulur) dan imlâ' (penangguhan) dari Allah Ta'ala akan datangnya sesuatu yang menyakitkan (QS Al-Qalam, 68:44-45)
Beliau kemudian membacakan ayat ke-44 dari surah Al-An'âm. "Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga, jika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."
- SABAR saat menjalani perintah Allah (taat , beramal sholeh, ibadah) walau terasa berat bagi sebagian orang, maka harus sabar dalam ketaatan.
- SABAR saat tertimpa musibah,ujian sakit, masalah, bencana alam dan ujian hidup lainnya.
- SABAR dalam menjauhi semua larangan Allah (tidak mendekati zina,tidak mendekati alkohol dan menjauhi dosa lainnya) walaupun ada kesempatan dan mampu berbuat dosa tapi dia tahan dan sabar dalam menjauhinya.
Karena sesungguhnya sebuah nikmat itu bisa jadi musibah, seperti pada kutipan bahwa : Setiap nikmat yang tidak mendekatkan diri kepada Allah, maka nikmat itu hakikatnya adalah musibah ... (Abu Hazim, Hilyatul Auliya')
Maka, berhati-hatilah ketika kita diberi aneka kesenangan dan kemudahan dalam banyak hal, akan tetapi ketaatan kita tidak bertambah, justru semakin berkurang, atau semakin akrab dengan kemaksiatan (dosa) atau bahkan menjalankan keduanya.. ibadah jalan maksiat juga jalan. maka kita tidak ada bedanya dengan orang Kafir yang di beri Rizki namun dengannya tidak mendekatkan diri sedikitpun kepada Allah SWT.
.
Boleh jadi, itu adalah sebentuk istidraj (mengulur-ulur) dan imlâ' (penangguhan) dari Allah Ta'ala akan datangnya sesuatu yang menyakitkan (QS Al-Qalam, 68:44-45)
Sesungguhnya, Nabi ﷺ pernah bersabda, "Apabila engkau melihat Allah memberi seorang hamba kelimpahan dunia atas maksiat-maksiatnya, atau apa yang dia suka, maka ingatlah sesungguhnya itu adalah istidraj."
Beliau kemudian membacakan ayat ke-44 dari surah Al-An'âm. "Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Sehingga, jika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa."
0 komentar: